Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto saat sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) di Graha Bhasvara Icchana, Jakarta Pusat
TintaJurnalisNews -Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menekankan pentingnya pengelolaan uang rakyat dengan bijak dan penuh tanggung jawab. Pernyataan ini disampaikan dalam sambutannya pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) di Graha Bhasvara Icchana, Jakarta Pusat, Jumat (29/11) malam.
“Kita harus jaga uang rakyat, kita harus bijak, kita harus bertanggung jawab karena ini adalah darah dan keringat rakyat Indonesia, darah dan keringat ratusan juta rakyat Indonesia yang bekerja sangat keras,” ujar Prabowo di hadapan para pemangku kebijakan sektor keuangan.
Presiden juga menyoroti bahwa para pelaku keuangan memegang amanah besar atas kekayaan rakyat Indonesia. “Saudara-saudara memegang kekayaan rakyat Indonesia. Saudara-saudara diberi kepercayaan, trust, credibility itu ada di pundak saudara-saudara. Tugas dan tanggung jawab saudara tidak ringan,” tambahnya.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa sektor keuangan merupakan elemen vital bagi kedaulatan dan kemerdekaan suatu bangsa. Ia mengingatkan para pejabat, termasuk Gubernur BI, Menteri Keuangan, Ketua OJK, serta seluruh pelaku keuangan, untuk menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya.
“Kalau pakai ilmu tentara, mungkin saudara-saudara adalah jenderal-jenderal bintang empat. Kedaulatan dan kemerdekaan bangsa Indonesia saudara berada di garis paling depan. Saya ingat itu dan itu memang harus kita waspadai,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga mengingatkan tentang ancaman penipuan di sektor jasa keuangan yang menjadi persoalan serius. Penipuan ini sering kali menargetkan individu dengan literasi keuangan rendah atau mereka yang terdesak kebutuhan finansial, sehingga merusak kepercayaan masyarakat terhadap industri keuangan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia mencapai 65,43 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan berada di angka 75,02 persen. Meskipun terjadi peningkatan, angka ini menunjukkan bahwa penguatan literasi keuangan masih diperlukan untuk mengurangi risiko penipuan di masa mendatang.
Presiden Prabowo menggarisbawahi bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan adalah kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperkuat literasi dan inklusi keuangan, serta meningkatkan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan.
“Mari kita bekerja bersama untuk memastikan uang rakyat dikelola dengan baik, sehingga mampu memberikan manfaat maksimal bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tutupnya dengan penuh optimisme/Red.