Pelabuhan Kampung Datuk di Ambang Bahaya: Warga Menanti Perbaikan yang Tak Kunjung Datang

Pelabuhan Kampung Datuk Saat Media Ini Investigas

TintaJurnalisNews -pelabuhan merupakan objek vital bagi masyarakat terkhusus bagi warga negeri Segantang lada yang secara geografis terdiri dari lautan dan meliputi pulau-pulau notabene memiliki pelabuhan besar ataupun kecil.

Seperti Pulau penyengat, yang menjadi destinasi wisata Kepulauan Riau (Kepri) secara global dan terkhusus Kota Tanjungpinang.

Pulau sejarah dan sudah menjadi cagar budaya nasional yang merupakan mas kawin dari sultan Muhamad Riayat Syah untuk Engku putri dihuni cukup banyak oleh masyarakat asli maupun warga pendatang.

Namun pulau cantik yang pernah menjadi pusat pemerintahan Riau -lingga bahkan kini menjadi icon Kepri tersebut menjadi pertanyaan. Pasalnya, salah satu objek vital berupa pelabuhan yang menjadi lalu lalang warga ambruk. Yakni pelabuhan kampung Datuk, RT 2/RW 1 Penyengat.

Menurut warga pelabuhan itu sudah 2 tahun menunggu perbaikan namun tidak kunjung diperbaiki.

Ironisnya, karena pelabuhan tersebut menjadi akses kedunia luar warga setempat tetap mengunakan pelabuhan yang sudah sangat memprihatinkan itu.

Hasil investigasi media ini kelapangan runtuhan beton yang sudah hancur dipasang papan untuk penghubung menuju ponton yang kondisinya tidak kalah memprihatinkan.

Pemasangan papan darurat itu atas swadaya warga Raja Afis dan dikerjakan secara gotong royong.

Ketua RT 2/RW 2 kampung Datuk penyengat, M. yasin mengakui keresahannya akan objek vital yang ada di wilayah kediamannya.

Ia juga mengakui, perihal pelabuhan kampung Datuk itu sudah pernah dikunjungi gubernur Kepri, Ansar Ahmad namun sudah menanti lama tidak kunjung dilakukan perbaikan. Sehingga warganya berinisiatif membuat pelantar agar terhubung ke ponton tempat boat sebagai sarana transportasi keluar pulau.

Disebutkannya juga sudah ada anak yang hpnya me jadi korban di pelantar darurat itu. “iya kemarin ada anak-anak yang lewat dipelantar itu hpnya jatuh”, katanya.

Saat ditanya untuk dialihkan ke pelabuhan kampung jambar atau pelabuhan pusat Penyengat, warganya keberatan. Selain lumayan jauh tentu warga harus menambah ongkos untuk menuju pelabuhan kampung Jambar tersebut.

Ketua RT yang karib disapa pak Anton itu berharap pemerintah perduli dengan kondisi pelabuhan kampung Datuk Penyengat agar sesegera diperbaiki. “Jangan menunggu korban manusia”, keluhnya.

Dinas perhubungankota Tanjungpinang yang dikonfirmasi, Selasa (26/6) melalui kasi kepelabuhan, Reno Harzan Tino putra didampingi Kabid Habib diruang kerjanya mengakui dan membenarkan perihal pelabuhan kampung Datuk.

Ia juga menyebutkan pihaknya sudah turun ke lokasi dan dirinya pun sudah memasang spanduk agar pelabuhan itu tidak digunakan oleh warga setempat menunggu dilakukan perbaikan.

Ia pun menyebutkan pihaknya mendapat laporan pada ujung tahun 2023 lalu. “Ya kembali ke anggaran lagi, tetapi apa yang kakak sampaikan ini akan saya teruskan kepada pak kadis udah sejauh mana progresnya”, terang Reno.

Menurutnya pihaknya sudah berkoordinasi dengan PU kota yang paham untuk bidang kontruksi jembatan. Ia pun merasa dilema dengan kondisi pelabuhan kampung datuk namun untuk perbaikan tersebut memerlukan anggaran yang besar.

Mengingat lagi kejadian pelantar kud (pasar lama) Tanjungpinang yang ambruk beberapa lalu. Yang cukup banyak memakan korban kendaraan Rida dua yang parkir diatasnya. Haruskah pelabuhan kampung Datuk menunggu korban baru dilakukan perbaikan ? .

(LM)