Hj. Rahma
TintaJurnalisNews –Masyarakat Tanjungpinang nampaknya masih merindukan kehadiran Hj. Rahma sebagai Walikota. Setelah dua kali pergantian Penjabat (Pj) Walikota, roda pemerintahan di Kota Tanjungpinang dinilai tidak berjalan optimal, bahkan memicu kekecewaan publik.
Penjabat pertama hanya beberapa bulan memimpin sebelum tersandung kasus pemalsuan surat tanah dan ditahan oleh Polres Bintan. Penggantinya pun tak mampu membawa perubahan positif, malah memicu berbagai polemik di pemerintahan kota.
Salah satu masalah yang paling mencolok adalah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024. Lebih lanjut, kebijakan yang merugikan warga Tanjungpinang adalah penghapusan program seragam gratis bagi siswa SD dan SMP, yang sudah berjalan tiga tahun di bawah kepemimpinan Hj. Rahma sebagai penerus Almarhum Syahrul.
Kebijakan ini menimbulkan kekecewaan mendalam di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang selama ini bergantung pada bantuan tersebut. Seorang ibu rumah tangga bernama Vera, yang memiliki dua anak di bangku SD dan SMP, menuturkan kekecewaannya setelah mendengar bahwa seragam gratis yang dijanjikan tak jadi diberikan, padahal anak-anaknya sudah diukur sebelumnya.
“Tentunya saya sangat kecewa karena sangat mengharapkan seragam sekolah itu, begitu juga kedua anak saya yang mengimpikan memiliki baju seragam baru. Akhirnya impian itu pupus,” ujar Vera dengan nada sedih.
Tidak hanya masyarakat umum, pegawai Pemerintah Kota Tanjungpinang pun turut merasakan dampak negatif dari kebijakan Pj Walikota saat ini. Salah satu kebijakan yang dikeluhkan adalah pemotongan gaji TPP sebesar 35%, yang membuat pegawai kebingungan mengatur keuangan mereka.
“Berat bagi kami sebagai pegawai biasa jika gaji kami dipotong sebesar itu. Saya pribadi masih banyak tagihan dan cicilan yang harus dibayar setiap bulan,” keluh Dani, seorang pegawai Pemkot Tanjungpinang.
Program seragam gratis yang kini dihapus, pertama kali diluncurkan pada masa kepemimpinan Almarhum Syahrul bersama Hj. Rahma, dan selama Hj. Rahma menjabat sebagai Walikota, program ini berjalan setiap tahun tanpa terputus. Kehilangan program ini hanya menambah kerinduan warga terhadap sosok Hj. Rahma yang dinilai peduli terhadap kesejahteraan masyarakat dan pegawai pemerintah kota Tanjungpinang.
Menjelang pilkada, masyarakat Tanjungpinang akan semakin cermat menentukan pilihan, mencari pemimpin yang tidak hanya berjanji, tetapi terbukti peduli pada kesejahteraan mereka. Sosok Hj. Rahma pun menjadi salah satu figur yang dirindukan untuk membawa perubahan dan mengembalikan kestabilan di Kota Tanjungpinang. (LM)