Pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK se-Kabupaten Deiyai, Papua Tengah
TINTAJURNALISNEWS —Ratusan pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA/SMK se-Kabupaten Deiyai, Papua Tengah, menggelar aksi damai menolak Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Lapangan Thomas Adii Waghete, Rabu (26/2/2025). Para pelajar menuntut agar anggaran lebih diprioritaskan untuk pendidikan gratis dan peningkatan fasilitas belajar.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 07.30 hingga 12.35 WIT ini dipimpin oleh Demianus Dawapa (Mahasiswa Universitas Satya Wiyata Nabire) dan Hengki Pakage (Siswa SMK Negeri 1 Tigi), dengan jumlah peserta mencapai sekitar 700 orang. Para pelajar membawa spanduk bertuliskan tuntutan mereka, di antaranya “Kami Minta Pendidikan Gratis, Bukan Makanan Gratis” dan “Aliansi Pelajar Deiyai Tolak 100% Makanan Bergizi Gratis”.
Setelah berkumpul di lapangan, massa bergerak menuju Kantor Bupati Deiyai untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada pemerintah daerah. Mereka menegaskan bahwa program MBG tidak menjawab kebutuhan utama pelajar, terutama dalam hal sarana, prasarana, dan tenaga pengajar yang masih minim di berbagai sekolah di Deiyai.
“Kami tidak menolak bantuan dari pemerintah, tetapi kami lebih membutuhkan pendidikan yang berkualitas dan gratis. Banyak sekolah kekurangan guru, fasilitas belajar masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami meminta agar anggaran pendidikan benar-benar diprioritaskan,” ujar salah satu perwakilan pelajar dalam orasinya.
Aksi ini turut dipantau oleh pihak kepolisian dan pemerintah daerah, termasuk Kapolres Deiyai AKBP I Made Suartika, Kabag Ops Polres Deiyai AKP Aslam Djafar, serta sejumlah pejabat daerah. Pihak DPRD Deiyai, melalui perwakilannya Yason Edowai, menyatakan kesediaannya untuk menampung aspirasi para pelajar dan membahasnya lebih lanjut bersama pemerintah daerah.
“Kami dari DPRD akan menerima dan menindaklanjuti aspirasi ini dengan berdiskusi bersama pemerintah daerah. Kami akan mencari solusi terbaik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Deiyai,” ujar Yason Edowai.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Deiyai mengakui bahwa masih banyak tantangan dalam dunia pendidikan daerah. Ia meminta para pelajar bersabar karena keputusan terkait program MBG merupakan kebijakan pemerintah pusat yang perlu dikoordinasikan lebih lanjut. Setelah mendengar tanggapan dari berbagai pihak, aksi ini diakhiri dengan doa bersama dan imbauan dari Kapolres Deiyai agar para pelajar kembali ke rumah masing-masing dengan tertib.
Aksi damai ini menjadi sorotan karena menunjukkan kepedulian pelajar terhadap masa depan pendidikan di Deiyai. Mereka berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan kebutuhan mendasar pendidikan, termasuk penyediaan beasiswa bagi calon guru dan pembangunan perpustakaan di setiap sekolah
(NS)