Rahma dan Disdik
TintaJurnalisNews —Keputusan mengejutkan dari Pemerintah Kota Tanjungpinang yang membatalkan program pembagian seragam gratis memicu gelombang protes dari warga. Orang tua murid yang telah menunggu dengan harapan tinggi kini merasa dikhianati setelah diberitahu bahwa seragam gratis yang dijanjikan tidak akan jadi dibagikan karena alasan kekurangan anggaran.
Yuni, seorang ibu dari murid SD Tanjungpinang Timur, merasa sangat kecewa dengan keputusan ini. “Kami sudah menunggu sejak beberapa bulan lalu, bahkan menahan diri untuk tidak membeli seragam baru karena pihak sekolah menjanjikan akan ada seragam gratis dari dinas,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Yuni bercerita bahwa anaknya baru masuk SD tahun ini dan sangat membutuhkan seragam gratis tersebut. Ia pun mengenang saat dua tahun lalu, ketika putri sulungnya masih duduk di kelas 1, mereka menerima seragam gratis dari pemerintah di masa kepemimpinan Hj. Rahma. “Anak pertama saya dulu dapat dua tahun lalu, waktu Bu Rahma masih jadi Wali Kota,” kenangnya.
Keluhan serupa datang dari orang tua murid lain di Bukit Bestari, yang merasa program seragam gratis sangat membantu meringankan beban keluarga. “Katanya seragam gratis, ternyata cuma harapan palsu. Kami sudah lama menunggu, tapi hasilnya nihil,” keluhnya dengan nada kecewa.
Program seragam gratis ini awalnya diluncurkan oleh Pemko Tanjungpinang pada masa kepemimpinan Alm. Syahrul bersama Hj. Rahma, dan terus dilanjutkan hingga masa jabatan Hj. Rahma berakhir. Namun, setelah Hj. Rahma tidak lagi menjabat, program ini dihentikan oleh pemerintahan yang baru, menimbulkan kekecewaan besar di kalangan warga.
Menanggapi pembatalan ini, Hj. Rahma merasa prihatin dan menyampaikan rasa simpatinya kepada para orang tua yang telah lama menantikan seragam gratis untuk anak-anak mereka. “Saya kasihan kepada orang tua yang sudah berharap. Anak-anak mereka bahkan sudah diukur di sekolah masing-masing,” ujarnya dengan nada prihatin.
(LM)