Presiden Jokowi Soroti Pengelolaan Pendapatan Negara: Strategi Kunci Menuju Kesejahteraan 2025

Foto di Gedung Nusantara, MPR/DPR/DPD RI

TintaJurnalisNews -Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya pengelolaan pendapatan negara yang cermat dan bijaksana sebagai strategi utama untuk mencapai target ekonomi nasional serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam pidato pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Gedung Nusantara, MPR/DPR/DPD RI, Presiden mengungkapkan bahwa pendapatan negara tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp2.996,9 triliun. Jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.

“Pendapatan ini harus tetap menjaga iklim investasi, kelestarian lingkungan, serta keterjangkauan layanan publik,” ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya.

Pemerintah, lanjut Presiden, akan melanjutkan reformasi perpajakan sebagai upaya untuk mencapai target tersebut. Reformasi ini mencakup perluasan basis pajak, peningkatan kepatuhan wajib pajak, serta perbaikan tata kelola dan administrasi perpajakan. Insentif perpajakan yang terarah dan terukur juga akan diberikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, peningkatan PNBP juga menjadi prioritas, seiring dengan rencana defisit anggaran tahun 2025 yang dipatok sebesar 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau sekitar Rp616,2 triliun. Defisit ini akan dibiayai melalui sumber pembiayaan yang aman dan dikelola dengan kehati-hatian.

“Pemerintah terus meningkatkan efektivitas pembiayaan investasi, serta mendorong kebijakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Penguatan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dan Special Mission Vehicle (SMV) juga menjadi fokus, selain peningkatan akses pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, UMKM, dan usaha ultra mikro,” jelas Presiden.

Lebih jauh, Presiden menyampaikan bahwa tingkat pengangguran terbuka tahun 2025 diharapkan bisa ditekan menjadi 4,5 hingga 5 persen. Sementara, angka kemiskinan ditargetkan turun dalam rentang 7 hingga 8 persen, dengan Rasio Gini di kisaran 0,379–0,382. Indeks Modal Manusia (IMM) ditargetkan mencapai 0,56, dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dijaga masing-masing pada kisaran 115–120 dan 105–108.

Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi berharap agar pembahasan RAPBN 2025 dapat berjalan konstruktif demi mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur, sesuai visi Indonesia Emas 2045. “Semoga Allah Swt senantiasa memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan amanah untuk menyejahterakan rakyat dan memajukan Indonesia,” tutup Presiden.

Sumber: BPMI Setpres

Editor: Tinta Jurnalis News