Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea
TintaJurnalisNews -Kasus malpraktik yang melibatkan kesalahan dan kelalaian tenaga kesehatan kembali menggegerkan RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Kepri. Kali ini, seorang warga Kepri bernama Winda mengadukan nasibnya sebagai korban malpraktik melalui sebuah video di akun Instagram @hotmanparisofficial pada Sabtu (29/6).
Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea, turut turun tangan dalam kasus ini. Ia mendesak pihak rumah sakit dan pemerintah yang mengawasi RSUD RAT untuk memenuhi isi perjanjian yang telah disepakati. Hotman juga mengancam akan mengambil langkah hukum dan mengajukan pengaduan ke kementerian terkait jika pihak rumah sakit tidak segera bertindak.
Winda menceritakan bahwa saat proses persalinan di RSUD RAT, terjadi kesalahan teknis dan kelalaian yang dilakukan oleh bidan dan dokter. Akibatnya, tangan kanan anaknya tidak bisa bergerak dan menjadi cacat. Meski sudah menjalani dua kali operasi, kondisi anaknya tidak menunjukkan perubahan, sementara pihak rumah sakit terkesan lepas tangan.
Dalam pengaduannya, Winda mengungkapkan bahwa pihak rumah sakit sebenarnya telah mengakui adanya malpraktik dan telah mencapai perjanjian damai. Berdasarkan perjanjian tersebut, RSUD RAT berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya pengobatan anak Winda hingga sembuh. Namun, kenyataannya berbeda. Pada November 2023, pihak rumah sakit hanya menanggung biaya tiket untuk rujukan pengobatan ke Jakarta, sementara biaya lainnya tidak ditanggung, bertentangan dengan isi perjanjian.
Plt Direktur RSUD RAT, Luki, kepada keprinews.co pada Minggu (30/6/Red) menuturkan bahwa permasalahan ini sebenarnya telah diselesaikan melalui musyawarah dan dituangkan dalam surat kesepakatan bersama. Luki menegaskan bahwa RSUD RAT sudah memberikan fasilitas dan dukungan yang diperlukan, termasuk tiket pesawat. Pihaknya akan meminta penjelasan lebih lanjut dari Winda mengenai kendala yang dihadapinya.
Rohani, tante korban, membenarkan bahwa keluarganya telah mengadukan kasus ini kepada Hotman Paris. “Iya benar itu ponakan saya yang bertemu Pak Hotman dan yang menjadi korban malpraktik itu cucu saya,” akunya.
Kasus ini menambah deretan panjang kasus malpraktik yang terjadi di Indonesia. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya profesionalisme dan tanggung jawab dalam dunia medis. Masyarakat berharap ada solusi yang adil dan transparan bagi Winda dan keluarganya, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
(LM)