Barang bukti berupa satu pucuk pistol revolver, satu pucuk pistol rakitan, lima butir amunisi kaliber 9 mm, satu unit handy talky (Baofeng), satu unit telepon genggam, satu teleskop optik, dan satu unit alat pengukur jarak Leica 1000 YDSAT.
TINTAJURNALISNEWS –Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan melaksanakan operasi penindakan terhadap Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama, pimpinan Egianus Kogoya.
Operasi dilakukan secara terencana, terukur, dan proporsional pada Senin (16/6/2025) dini hari sekitar pukul 00.15 WIT di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Aksi ini merupakan respons atas serangkaian tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok tersebut, termasuk pembunuhan terhadap pekerja pembangunan gereja di Wamena dan perusakan hutan untuk dijadikan ladang ganja ilegal.
Menurut keterangan resmi dari Pusat Penerangan TNI, keberadaan empat anggota OPM sebelumnya terdeteksi di salah satu honai di Kampung Ligima berdasarkan informasi dari masyarakat. Dalam upaya penangkapan, terjadi kontak tembak singkat yang mengakibatkan dua anggota OPM tewas di lokasi kejadian. Tidak ada korban jiwa maupun luka di pihak TNI.
Dari lokasi, prajurit TNI mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu pucuk pistol revolver, satu pucuk pistol rakitan, lima butir amunisi kaliber 9 mm, satu unit handy talky (Baofeng), satu unit telepon genggam, satu teleskop optik, dan satu unit alat pengukur jarak Leica 1000 YDSAT.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, dalam keterangannya di Mabes TNI, Cilangkap, Selasa (17/6/2025), menegaskan bahwa operasi tersebut merupakan bukti nyata kehadiran negara melalui TNI dalam melindungi warga Papua dari aksi teror bersenjata, serta mendukung percepatan pembangunan kesejahteraan di wilayah Papua.
“Operasi penindakan ini dilaksanakan secara profesional dan proporsional. Kami mengajak semua pihak yang masih mengangkat senjata untuk menghentikan tindakan kekerasan dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Mari bersama-sama membangun Papua dalam bingkai NKRI,” ujar Mayjen Kristomei.
Lebih lanjut, TNI menyatakan akan terus mengedepankan pendekatan dialogis, penegakan hukum, dan pembinaan teritorial. Pintu dialog dan rekonsiliasi pun tetap terbuka bagi siapapun yang ingin kembali berkontribusi positif demi Papua yang aman, damai, dan sejahtera.
Sumber: Puspen TNI