Hendrik Yance Udam (HYU), Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia)
TintaJurnalisNews -Kehebohan menyelimuti Polres Yalimo setelah oknum anggota polisi, Bripda AM, diduga membawa kabur empat pucuk senjata api laras panjang dari markas mereka.
Insiden yang terjadi pada Minggu (9/6/2024) ini masih menjadi misteri besar hingga hampir dua bulan setelah kejadian.
Bripda AM, yang dikabarkan dalam kondisi mabuk dan berpakaian preman, mendatangi SPKT Polres Yalimo sambil membawa tas ransel besar.
Dalam tas tersebut, tersimpan empat pucuk senjata api jenis AK 2000P (AK China), 60 butir peluru tajam, 12 butir peluru karet, dan 8 butir peluru hampa. Hingga kini, keberadaan senjata-senjata tersebut masih tidak diketahui.
Kasus ini menjadi perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Hendrik Yance Udam (HYU), Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (DPN Gercin Indonesia).
Pada Selasa (23/7/2024) di Jakarta, HYU meminta Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si untuk segera turun tangan.
“Kami mendesak Kapolri membentuk tim khusus dari Mabes Polri untuk mengusut tuntas kasus hilangnya empat senpi dan amunisi tersebut,” tegas HYU.
HYU juga menyoroti kurangnya kepercayaan masyarakat Papua terhadap tim yang dibentuk oleh Kapolda Papua, Irjen Pol Matius Fakhiri.
Menurutnya, hingga saat ini, tim tersebut belum berhasil mengungkap dalang di balik hilangnya senjata tersebut.
“Ancaman pemecatan terhadap Kapolres Yalimo, Kompol Rudolof Yabansara, bukan solusi. Ini seolah-olah Kapolda Irjen Pol Matius Fakhiri menghindari tanggung jawab,” kritik HYU.
HYU mencurigai adanya kemungkinan senjata tersebut dijual kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, yang bisa menggunakannya untuk melakukan kekerasan terhadap TNI dan Polri di wilayah tersebut.
“Kami meminta Kapolda Papua Irjen Pol Matius Fakhiri bertanggung jawab penuh atas kejadian ini. Jangan mengorbankan anak buahnya demi jabatan yang lebih tinggi,” tuntutnya.
HYU menekankan pentingnya penangkapan pelaku dan pengembalian senjata-senjata tersebut kepada aparat keamanan. Ia khawatir senjata yang hilang bisa disalahgunakan untuk membunuh warga Papua yang tidak berdosa.
“Hilangnya empat senpi dan amunisi ini adalah bukti nyata kegagalan Kapolda Papua Irjen Pol Matius Fakhiri dalam memimpin Polda Papua,” pungkas HYU.