Lebaran Tanpa Kepulangan: Rindu yang Harus Kami Pendam

Owner Tinta Jurnalis News & Kabar NewsLine

TINTAJURNALISNEWS -Lebaran adalah momen yang selalu dinanti. Setelah berbulan-bulan bekerja dan berjuang di perantauan, pulang ke kampung halaman menjadi impian banyak orang. Namun, tidak semua orang beruntung bisa merayakan Idulfitri bersama keluarga. Tahun ini, kami dan mungkin jutaan perantau lainnya tak bisa pulang.

Alasan ketidakmampuan untuk mudik pun beragam. Ada yang terhalang kondisi ekonomi, ada pula yang terbebani oleh tuntutan pekerjaan. Tak sedikit yang terpaksa bertahan di kota karena keadaan yang tidak memungkinkan, seperti harga tiket yang melonjak tinggi atau keterbatasan cuti.

Bagi kami yang harus merayakan Lebaran jauh dari rumah, rasa rindu bercampur dengan kenyataan yang harus diterima. Tidak ada suara takbir yang menggema di desa, tidak ada hidangan khas buatan ibu, dan tidak ada canda tawa keluarga di ruang tamu. Yang tersisa hanyalah panggilan video, pesan singkat, dan doa yang terpanjat dalam sunyi.

Namun, di balik semua ini, kami belajar tentang makna Lebaran yang sebenarnya. Lebaran bukan sekadar pulang kampung atau bertemu secara fisik, tetapi tentang memaafkan, berbagi kebahagiaan, dan tetap menjaga silaturahmi walau terbatas oleh jarak. Kami menemukan cara baru untuk merayakan berkumpul dengan sesama perantau, saling menguatkan, dan tetap menjalankan tradisi meskipun dalam keterbatasan.

Tahun ini kami tidak bisa pulang, tetapi hati kami tetap bersama keluarga. Rindu ini, meskipun berat, adalah bukti bahwa kasih sayang tidak terhalang oleh jarak. Dan kami percaya, akan ada saatnya nanti kami kembali ke rumah, membawa cerita dan pengalaman baru yang lebih berarti.

Selamat Idulfitri, dari kami yang masih berjuang di perantauan.

🙏🙏🙏