Foto Ilustrasi
TintaJurnalisNews –Polemik mencuat di tengah masyarakat setelah foto Presiden RI ke-8 dan seorang pejabat Bea Cukai dicatut dalam pemberitaan terkait mafia rokok ilegal di Kepulauan Riau. Tindakan ini memicu berbagai spekulasi dan pertanyaan serius mengenai motif serta dampak dari pencatutan tersebut.
Pencantuman foto-foto tersebut dianggap menciptakan kesan seolah-olah kepala negara dan pejabat Bea Cukai terkait terlibat dalam jaringan mafia rokok ilegal. Hal ini tidak hanya berpotensi mencoreng nama baik mereka, tetapi juga memunculkan kekhawatiran tentang penyalahgunaan informasi dalam pemberitaan.
“Ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan sangat merugikan. Aparat Penegak Hukum (APH) harus segera bertindak untuk mengusut siapa yang berada di balik pencatutan ini,” ujar salah seorang masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Kasus ini kini menjadi sorotan publik. Selain menuntut klarifikasi dari pihak-pihak terkait, masyarakat juga mendesak APH untuk mengungkap motif pencatutan dan menindak tegas pihak yang bertanggung jawab.
Pencatutan nama pejabat tinggi negara dalam isu sensitif seperti ini dinilai dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan. Oleh karena itu, langkah cepat dan transparan dari APH sangat dinantikan untuk menjaga integritas dan keadilan.