Human Interest” atau “Gaya Hidup
TINTAJURNALISNEWS -Lebaran semakin dekat, dan euforia persiapan mulai terasa di berbagai penjuru. Toko-toko ramai, pasar penuh sesak, serta media sosial dipenuhi dengan promosi diskon dan gaya hidup serba mewah.
Namun, di tengah semua itu, saya dan keluarga besar tetap menjalani hari-hari seperti biasa. Tidak ada yang kami paksakan untuk tampil berlebihan atau memaksakan diri demi kemewahan sesaat.
Salah satu alasannya sederhana: cuaca tak menentu. Kadang cerah, lalu tiba-tiba mendung dan hujan deras. Keadaan ini mengingatkan kami bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan manusia, termasuk rezeki dan keadaan hidup.
Justru, di momen seperti ini, kami semakin mensyukuri apa yang ada. Bagi kami, esensi Lebaran bukanlah tentang pakaian baru, hidangan melimpah, atau dekorasi rumah yang serba indah.
Yang terpenting adalah bisa berkumpul dalam keadaan sehat, menikmati kebersamaan tanpa beban pikiran. Sebab, apa gunanya perayaan mewah jika badan sakit? Apa artinya meja penuh makanan jika hati tak tenang?
Kami hanya meminta satu hal kepada Tuhan: kesehatan. Sebab dengan tubuh yang sehat, kami bisa menjalani ibadah dengan khusyuk, bisa bertemu keluarga tanpa rasa cemas, dan bisa menikmati kebahagiaan sederhana yang sesungguhnya.
Lebaran adalah tentang makna, bukan gengsi. Semoga kita semua bisa merayakannya dengan penuh ketulusan, tanpa terbebani standar yang dibuat oleh dunia luar.