Pemerintah daerah dan Perum BULOG
TINTAJURNALISNEWS -Upaya pemerintah menjaga stabilitas harga pangan terus menunjukkan hasil positif. Berdasarkan laporan terbaru Tim Satgas Pengendalian Harga Beras, terjadi penurunan harga beras di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Capaian ini merupakan hasil kerja keras lintas sektor yang melibatkan Satgas Pengendalian Harga Beras, pemerintah daerah, dan Perum BULOG sebagai garda terdepan dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan nasional.
Tinjauan lapangan dilakukan di 132 titik lokasi pada 90 kabupaten/kota di 20 provinsi, menunjukkan bahwa harga beras medium di 41 daerah dan beras premium di 36 daerah masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Sementara daerah-daerah dengan harga sedikit di atas HET kini menjadi prioritas intervensi melalui distribusi tambahan stok BULOG dan pengawasan intensif lintas instansi.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat bahwa pada minggu ketiga Oktober 2025, meskipun terdapat 62 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga, namun 197 kabupaten/kota lainnya justru mengalami penurunan. Artinya, tren harga beras nasional secara keseluruhan mulai bergerak stabil ke arah positif.
“Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Satgas Pangan untuk mengarahkan stok SPHP ke titik-titik rawan disparitas harga. BULOG siap memperluas intervensi di wilayah 3TP agar seluruh masyarakat dapat membeli beras dengan harga terjangkau,”
tegas Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, dalam keterangannya kepada pers, Jumat (24/10/2025).
Kinerja Satgas Pengendalian Harga Beras 2025
Melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 375 Tahun 2025, pemerintah membentuk Satgas Pengendalian Harga Beras Tahun 2025. Satgas ini memiliki mandat untuk mengawasi, mengendalikan, serta memastikan mutu dan harga beras tetap sesuai ketentuan nasional.
Satgas terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, Satgas Pangan POLRI, Perum BULOG, serta pemerintah daerah melalui dinas terkait pangan, perdagangan, dan pertanian.
Pengawasan mencakup 38 provinsi di seluruh Indonesia, dengan fokus utama pada 59 kabupaten/kota yang sempat mencatat harga beras di atas HET.
Peran Strategis BULOG dalam Stabilisasi Pasar
Sebagai bagian integral Satgas, Perum BULOG memainkan peran strategis melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). BULOG memastikan ketersediaan stok di wilayah dengan harga di atas HET, khususnya di enam provinsi utama: Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
“BULOG terus melakukan operasi pasar dan distribusi beras SPHP di daerah yang mengalami kenaikan harga. Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah dan Satgas Pangan untuk memastikan beras berkualitas tetap dijual sesuai HET,” ujar Rizal.
Adapun zonasi HET beras SPHP berdasarkan ketetapan Badan Pangan Nasional (Bapanas) adalah sebagai berikut:
- Zona 1: Rp12.500/kg (Jawa, Bali, Lampung, Sumsel, NTB, Sulawesi)
- Zona 2: Rp13.100/kg (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, Kalimantan, NTT)
- Zona 3: Rp13.500/kg (Maluku dan Papua)
Satgas juga menerapkan sistem pengawasan berlapis, mulai dari pemeriksaan harga di tingkat produsen dan pedagang, pemberian tanda patuh bagi yang menjual sesuai HET, hingga sanksi berupa teguran tertulis atau pencabutan izin bagi pelanggar yang tetap menjual di atas HET.
Arahan Presiden dan Komitmen BULOG
Langkah strategis ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto, agar harga beras nasional tetap sesuai HET sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 299 Tahun 2025.
Sebagai BUMN pangan strategis, BULOG menegaskan komitmennya untuk terus mendukung stabilisasi harga dan ketahanan pangan nasional. Upaya kolaboratif lintas sektor ini menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjaga daya beli masyarakat serta memastikan pangan tetap tersedia di seluruh wilayah Indonesia.
“BULOG akan terus hadir di tengah masyarakat untuk menjaga harga tetap stabil dan pasokan terjamin. Stabilitas harga pangan adalah stabilitas rakyat,”tutup Ahmad Rizal Ramdhani penuh optimisme.

