Manis di Depan, Busuk di Belakang

Foto Ilustrasi (Opini atau Reflektif)

TintaJurnalisNews – Istilah “manis di depan, busuk di belakang” kini sering terdengar, menggambarkan perilaku seseorang yang tampak baik dan ramah di hadapan orang lain, namun menunjukkan sikap yang sangat berbeda ketika tidak ada yang mengawasi. Fenomena ini mengingatkan akan pentingnya menjaga kejujuran dalam setiap hubungan sosial.

Seringkali, seseorang yang menunjukkan perilaku seperti ini berusaha menjaga citra atau meraih simpati dengan sikap yang baik dan ramah. Namun, ketidaktulusan yang tersembunyi di balik sikap tersebut dapat merusak kepercayaan yang terjalin. Kepercayaan yang sudah dibangun dengan susah payah bisa hancur karena ketidakkonsistenan antara penampilan dan kenyataan.

Hubungan sosial yang sehat seharusnya didasari oleh keterbukaan dan ketulusan, bukan hanya oleh sikap baik yang muncul di permukaan. Perilaku yang hanya terlihat baik di luar tidak akan cukup untuk menciptakan hubungan yang mendalam, malah bisa menumbuhkan kekecewaan saat kenyataan bertentangan dengan apa yang ditunjukkan.

Fenomena ini menegaskan betapa pentingnya konsistensi dalam bersikap, baik di depan maupun di belakang orang lain. Kejujuran dan ketulusan bukan hanya menjaga keharmonisan hubungan, tetapi juga melindungi dari potensi kekecewaan serta hilangnya kepercayaan yang dapat menghancurkan ikatan yang telah dibangun.

(Edo Jurnalis)